PERISTIWA

Jembatan Putus Dibiarkan, Jalur Garut -Tasik Terganggu

Gapura Garut, Sebuah  Jembatan yang dikenal sebagai jembatan Cikelentong, penghubung antar sejumlah wilayah di Garut dengan Tasikmalaya, yang berada  di Kampung Cikelentong, Desa Mekartani, Kecamatan Singajaya, Kabupaten Garut, Jawa Barat, hingga kini dibiarkan begitu saja setelah terputus pada Maret 2014 lalu.

Kontruksi jembatan tersebut jebol akibat gerusan sungai dan hujan deras di triwulan awal 2014, jembatan penghubung Kabupaten Garut-Tasikmalaya via Kecamatan Singajaya-Peundeuy ini hanya diperbaiki warga secara swadaya, yaitu cuma dipasangi beberapa batang pohon kelapa sebagai pengganti badan jalan.

Kepala Desa Mekartani Dedin Misrudin mengatakan, selain Jembatan Cikelentong, masih ada jembatan lain di desanya yang juga ikut rusak akibat hujan dan gerusan air sungai, yaitu Jembatan Cileuit di Kampung Cileuit.

“Tapi Jembatan Cileuit saat ini sedang dalam proses perbaikan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut. Tinggal Jembatan Cikelontong saja yang belum diperbaiki. Sebagai penggantinya, beberapa batang pohon kelapa dipasang di Jembatan Cikelontong untuk dasar pijakan,” kata Dedin, Kamis (13/11/2014).

 Dedin menjelaskan, terdapat sedikitnya delapan jembatan yang berada di jalur penghubung Garut-Tasikmalaya via Kecamatan Singajaya-Peundeuy ini. Kedelapan jembatan tersebut, seluruhnya terletak di wilayah Kecamatan Singajaya.

“Dari delapan jembatan yang ada, hanya dua jembatan saja yang terputus saat bencana pada Maret 2014 lalu itu. Sejak awal terjadi bencana, kami sudah mengajukan permohonan untuk perbaikan di dua jembatan itu. Alhamdulillah, Jembatan Cileuit diperbaiki sekarang dengan menggunakan anggaran perubahan, sementara Jembatan Cikelontong infonya akan diperbaiki nanti di 2015,” paparnya.

Dia berharap, pemerintah dapat dengan segera memperbaiki Jembatan Cikelontong yang memiliki panjang kurang lebih sekitar 5 meter tersebut. Pihaknya khawatir, bila perbaikan ditunda-tunda, maka akses menuju perbatasan Garut-Tasikmalaya dapat terputus.

“Musim hujan sudah dimulai. Air sungai termasuk Sungai Cikelontong deras kembali. Saya khawatir kalau dibiarkan lebih lama lagi, kondisinya akan semakin parah,” ujarnya.

Jaja (40),salah seorang warga Cikelentong mengatakan, pemasangan batang pohon kelapa sebagai pengganti pijakan jembatan merupakan upaya sementara. Warga, menurutnya, selalu mengecek kondisi batang pohon kelapa untuk segera menggantinya dengan yang baru bila salah satunya rusak atau rapuh.

“Jembatan di sini akses yang paling vital. Makanya selama pemerintah belum memperbaiki dengan yang permanen, kami coba sementara memasangi batang pohon kelapa sebagai pengganti. Tentu saja warga selalu memeriksa secara rutin bila ada kayu yang rapuh untuk diganti. Kalau tidak dipasangi batang pohon kelapa, masyarakat tidak akan ada akses menyebrang,” tandasnya.***TG

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *