PERISTIWA

Longsor di Cisewu, Jalur Penghubung Garut-Bandung Tertutup

jalan longsor di pamalayan cisewu

Gapura Garut ,- Seperti juga tahun-tahun sebelumnya, kawasan Garus Selatan merupakan daerah awan longsir saat musim penghujan tiba. Akibat guyuran  hujan deras, jalan penghubung Garut-Bandung antara Kecamatan Cisewu, Kabupaten Garut, dengan Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat tertutup material longsor hingga memutus  arus lalu lintas di wilayah selatan Garut menuju Bandung dan sebaliknya tersebut.

Berdasarkan informasi, peristiwa longsor ini terjadi di kawasan Kampung Pamalayan, Desa Pamalayan, Kecamatan Cisewu. Material tanah longsor bercampur lumpur, menutupi badan jalan kurang lebih sepanjang 10 meter, diketahui warga terjadi pada pukul 15.40 WIB Selasa (11/11/2014).

Material tanah tebing yang ditumbuhi rerumputan serta rumpun bambu ambrol terbawa longsor dan menutup akses jalan tersebut hingga lumpuh total.

Warga sekitar langsung berusaha mencoba membersihkan timbunan tanah dengan peralatan seadanya agar badan jalan bisa kembali digunakan. Tidak hanya material tanah, warga juga berusaha menyingkirkan badan jalan dari batang-batang pohon bambu yang tumbang.

“Sejak sore hari hingga petang, jalan sama sekali tertutup. Kendaraan seperti motor dan mobil hanya bisa diam menunggu karena memang tidak ada akses lain di sini,” kata Asep (30), warga Kampung Pamalayan, Selasa (11/11/2014).

Upaya warga yang bersusah payah menyingkirkan timbunan tanah tebing yang ambrol, belum bisa membuat jalan kembali normal sepenuhnya.

“Setelah beberapa jam digali dan disingkirkan longsorannya, jalan sudah bisa dilalui. Itu juga hanya kendaraan sepeda motor saja yang bisa melintas. Sementara untuk mobil sepertinya memerlukan waktu beberapa lama lagi,” ungkapnya.

Hingga pukul 20.00 WIB, kondisi sebagian besar badan jalan masih tertutup longsor. Asep menyebut kendaraan roda empat masih tak bisa bergerak meneruskan perjalanan.

“Saya sempat berbincang dengan salah satu pengemudi kendaraan pengangkut barang yang bernama Junaedi. Dia tidak bisa memutar arah ke jalur lain seperti ke arah perkotaan Garut atau melalui jalur lintas selatan Jawa Barat. Alasannya, jarak perjalanannya akan menjadi sangat jauh lagi. Jadi dia lebih memilih menunggu hingga jalannya normal kembali. Sampai jam 20.00 WIB tadi, jalannya belum bisa dilalui,” ungkapnya.

Menurut dia, masyarakat di kampungnya khawatir akan terjadi longsor susulan. Sebab longsor sangat mungkin terjadi di wilayah mereka bila guyuran hujan terjadi terus menerus.

“Daerah kami rawan longsor karena tanahnya labil. Kalau hujan terus menerus terjadi, bisa-bisa ada longsor susulan. Longsor hari ini saja terjadi karena hujan sudah terjadi sejak siang hingga sore,” ucapnya.

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Badan jalan yang tertutup tanah longsor, berada jauh dari lokasi permukiman warga.***TG

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *