PARIWISATA BUDAYA PERISTIWA

Lestarikan Budaya, Seniman Garut Gelar Kawin Cai

Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Kabupaten Garut, Mlenik Maumeriadi saat menghadiri ritual Kawin cai, Rabu (29/10/2014). foto Niken
Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Kabupaten Garut, Mlenik Maumeriadi saat menghadiri ritual Kawin cai, Rabu (29/10/2014). foto Niken

Gapura Garut ,- Ratusan Seniman dan para penggiat seni dan budaya di Garut, Jawa Barat, kembali menggelar helaran budaya untuk menjalin silaturahmi dan melestarikan kesenian sunda.

Melalui Komunitas Seni Sunda yang bekerja sama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut, sukses menggelar acara ritual kawin cai (atau mengawinkan air) di lapangan Bola desa Cigedug, Kecamatan Cigedug Kabupten Garut.

Menurut, panitian Pelaksana Dasep Badrussalam, helaran yang merupakan bagian dari kegiatan para seniman dan penggiat seni budaya di Garut tersebut, mencoba merekontruksi semangat budaya yang diwariskan para lelur dengan berbagai bentuk.

“Kawin cair ini salah satunya merupakan simbol, karena air merupakan kebutuhan yang paling penting dalam kehidupan. kami mengawinkan air ini dengan mengambil air  dari 9  mata air kahuripan yang berada di masing masing komunitas adat yang berada di Garut.”, Kata Dasep Rabu (29/10/2014).

Menurutnya, event tersebut kemudian akan dijadikan agenda tahunan untuk memaknai dan memberikan gambaran dan peringatan betapa pentingnya air untuk kehidupan manusia, serta bagaimana pentingnya memahami sifat air untuk diterapkan dalam alur kehiduan.

“Semoga dapat dilaksanakan setiap tahunnya pada waktu-waktu mendatang, kami juga sengaja memberikan nama Acara ini  dengan Gelar Seni Komunitas Budaya Nyaneut di Palabuhan Bulan, dimana selain menggelar ritual kawin cai juga menampilkan berbagai kesenian dari masing masing warga dari sembilan kampung  yang ikut kegiatan ini”. Ungkapnya.

Dasep menambahkan kesembilan kampung tersebut membawakan kesenian masing masing antara lain  Komunitas adat (Komdat) dangiang, Cigedug, Cipancar, Ciburuy, Makam Godok, Komdat Ciela, Komdat Kampung  Pulo Leles, komdat Cinunuk serta komdat kampung dukuh  Cikeleta.

“Masing masing membawa air yang diambil dari mata air kahuripan dan di satukan sebagai simbol kebersamaan,  serta  menjalin hubungan silaturahmi dan menjaga kelesatrian budaya sunda agar tidak punah sesuai kekuatan adat masing-masung, komunitas adar masing-masing”, Imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Kabupaten Garut, Mlenik Maumeriadi menjelaskan, rencana acara kawin cai ini akan di jadikan agenda tahunan, sehingga kampung seni adat bias bersilahturahmi dan saling bertukar pengalaman dalam melestarian adat masing-masing.

“Kawin cai ini hanya sebagai simbol, karena air merupakan kebutuhan penting bagi kehidupan,  untuk itu dengan di satukan nya air dari masing masing mata air maka di harapkan mereka juga bisa tetap menjaga kebersamaan dan kekompakan  antar kampung adat dan melestarikan budaya sunda agar tidak punah”. Tegasnya.***Niken

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *