PERISTIWA

Upaya Pemkab Garut, Menanggulangi HIV/AIDS Belum Maksimal

th

Gapura Garut,– Lembaga Swadaya Masyarakat Sauyunan Peduli AIDS (SAPA) Kabupaten Garut, Jawa Barat, mempetanyakan keseriusan pemerintah Kabupaten Garut dalam penanganan dan penaggulangan penyebaran HIV/AIDS di Kabupaten Garut.

Koodinator SAPA, Agus Hermawan, menerangkan hasil pendataan yang dilakukan pihaknya di salah satu perkampungan di Kelurahan Pataruman, Kecamatan Tarogong Kidul Garut, terkait kasus orang dengan HIV AIDS atau ODHA cukup mencengangkan.

“Coba teman-teman banyangkan, dari satu RT di daerah tersebut tercatat ada 31 orang warga yang tercatat sebagai penderita HIV/AIDS dan 20 orang pendeita diantaranya adalah ibu rumah tangga, padahal keseharian mereka lebih banyak tinggal di rumah dan mengurus rumah tangga”. Ungkapnya baru-bar ini.

Menurut Agus, kondisi tersebut tentu saja membutuhkan keseriusan dan perhatian semua pihak, baik lingkungan sekitar terutama pemerintah untuk membuat formulasi yang tepat agar akan persoalannya dalam terurai dengan jelas.
“ini pasti ada persoalan dalam penanggulangan bahaya HIV/ AIDS dalam konteks penyebarannya, kami semakin prhatin jika Ibu-ibu rumah tangga yang tidak berdosa harus ikut menanggung akibatnya, ini ada langkah-langkah yang harus dioptimalkan pemerintah yang belum dilakukan serius”. Tudingnya.

Agus mengaku sangat menyesalkan sikap Pemerintah Kabupaten Garut dalam hal ini Dinas Kesehatan yang terkesan kurang peduli terhadap upaya danlangkah-langkah penanggulangan HIV/AIDS di daerahnya.

“sikap itulah yang menjadi salah satu penyebab sulitnya upaya penanganan HIV/AIDS di garut, sehingga dari waktu ke waktu jumlah penderitaya terus mengalami peningkatan tanpa melihat usia serta latar belakang profesi”. Imbuhnya.

Agus juga meyakini, jika jumlah penderita HIV/AIDS yang belum terdata jauh lebih banyak dibandingkan dengan yang sudah terdata. Salah satu indikatornya, selama ini banyak sekali orang-orang atau lembaga yang memiliki resiko tinggi menderita HIV/AIDS yang belum diperiksa akibat keterbatasan yang ada.

Padahal, lanjut Agus, mereka sudah menyatakan kesiapannya untuk diperiksa namun terpaksa belum bisa dilakukan karena tidak ada anggaran untuk mengcover hal tersebut.

“kami dengan segela keterbatasan yang ada, berharap agar Pemkab Garut melalui dinas terkait lebih memperhatikan lagi upaya-upaya penanggulangan HIV/AIDS dengan menyisihkan sebagian anggaran utuk difokuskan pada upaya meminimalisir jumlah penderitanya”. Pungkasnya.***Irwan Rudiawan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *