PERISTIWA USAHA PRODUK

Gas Elpiji 3 Kg Kembali Menghilang Dipengecer

gas elpiji 3kg

Gapura Garut,- Warga dikawasan perkotaan Kabupaten Garut, Jawa Barat kembali dipusingkan dengan menghilangnya Gas Elpiji ukuran 3 kg . sejumlah pengecer membenarkan kosongnya Gas elpiji 3 kg tersebut terutama semenjak kenaikan Gas elpiji 12 kg diberlakukan Rabu (10/9/2014) ini.

Sejumlah pengecer,  dan pedagang gas elpiji mengakui tidak mendapatkan pasokan sejak tiga hari lalu, akibatnya yang ada tinggal tumpukan tabung gak ukuran 3 kg bahkan juga tabung gas ukuran 12 kg.

Sejumlah warga konsumen gas elpiji 3 kg mencurigai adanya upaya penimbunan ditingkat pengecer karena menginginkan meraup untung besar, karena sejauh ini distribusi atau pasokan gas elpiji dari pangkalan terbilang normal.

“kemungkinan ini ada upaya penimbunan ditingkat pengecer aja yang mau mendapatkan untung banyak memanfaatkan situasi kenaikan gas elpiji 12 kg”. Kata Nandang (27) salah seorang warga Kompleks Intan Regency Tarogong Garut.

Menurutnya, berdasarkan informasi yang ia peroleh, distribusi dari agen penyalur berjalan normal, namun para pengusaha dan pelaku industri yang biasanya memakai gas 12 kg mulai beralih membrong gas 3 kg di tingkat pengecer untuk meraih keuntungan lebih besar.

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Garut Eko Yulianto mengatakan sejauh ini kelangkaan elpiji 3 kg lebih disebabkan pada adanya spekulasi orang baik  ditingkat pengecer atau bisa saja dikalangan konsumen sendiri yang merasa ketakukan gas elpiji susah karena dipicu kenaikan gas elpiji 12 kg.

“Sementara itu kan yang diawasi langsung oleh pemerintah ini mulai dari SPBE, agen dan pengkalan, selepas dari itu sangat memungkinkan terjadinya permainan termasuk upaya penimbunan misalnya”. Kata Eko saat dimintai tanggapannya disela-sela acara penaltikan pengurus Dekranasda Kabupaten Garut, Rabu (10/9/2014).

Menurutnya, sejauh ini dipihak pangkalan atau agen sangat sulit untuk melakukan penimbunan karena semuanya ada catatan yang mengontrolnya.

“secara logika kalau untuk ditingkat agen atau pangkalan rasanya tidak mungkin melakukan penimbunan karena sirkulasi pasokan gas sudah jelas keuntungannya, kenapa harus ditimbun lagi keunyungannya juga sudah jelaslah”. tegasnya.

Eko menambahkan sejauh ini tidak ada batasan yang membatasi atau membedakan baik keluarga kaya atau keluarga miskin semuanya sama-sama bisa membeli gas elpiji 3 kg.

“tidak adanya batasan dalam memperoleh Gas elpiji 3 kg juga menjadi salah satu pemicu mendadak langkanya Gas tersebut, dan ini rentan terjadi disaat-saat seperti ini”, Jelasnya.

Pihak pemerintah Kabupaten Garut kini sedang mempersiapkan Kartu kendali kemudian membentuk Tim yang diketuai oleh Sekda, wakil ketunya kepala  Bapeda, serta sekretaris kepala BPBD dan sejumlah dinas intansi lainnya termasuk Disperindag sebagai anggotanya.

Melalui surat Keputusan Bupati, Tim dibentuk untuk mengendalikan alur distribusi serta segala persoalan menyangkut hal tersebut. ***jmb

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *