PERISTIWA SOSIAL POLITIK

Tidak Mengindahkan Tuntutan Warga, Pembangunan Pabrik Sepatu Didemo

M2U04583 005 _5__0001

Gapura Garut ,- Tuntutan tidak kunjung diindahkan, ratusan warga Perumahan Qoryah Thoyibah menggelar aksi protes menolak rencana peresmian pembangunan pabrik sepatu PT Chang Shin di Desa Haruman, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Sebelumnya warga juga sempat melakukan aksi pada pertengah bulan juli 2014 lalu dengan tuntutan meminta pihak perusahaan melakukan negosiasi dengan warga terkait pembangunan pabrik sepatu tersebut.

Sementara itu aksi kali ini dilakukan warga sejak pagi sekitar pukul 08.00 WIB. Warga yang berpartisipasi dalam aksi itu menggelar orasi dan membentangkan spanduk berisi penolakan di sekitar lokasi pembangunan pabrik.

Menurut Koordinator aksi dari Forum Warga Qoryah Thoyibah Solihin Saefulloh, perusahaan asal Korea itu tidak pernah bernegosiasi dengan mereka perihal keluhan warga terkait pembangunan pabrik yang sedang berlangsung.

Solihin menambahkan Bupati Garut Rudy Gunawan sebelumnya telah mengeluarkan surat bernomor 530/1548/BPMPT.Tanggal 27 Juni 2014, yang berisi agar PT Chang Shin melakukan koordinasi dengan warga.

“Sejak surat itu dikeluarkan, PT Chang Shin tidak pernah bernegosiasi dengan warga. Padahal, jelas-jelas Bupati Garut menginstruksikan agar perusahaan pembuat sepatu itu duduk bersama dengan kami, untuk membahas perihal pembebasan tanah dan bangunan sebagai bentuk ganti rugi. Sampai sekarang sama sekali tidak ada itikad baik dari perusahaan tersebut,” kata Solihin di sekitar lokasi pembangunan pabrik, Kamis (28/8/2014).

Menurutnya, selama ini warga Perumahan Qoryah Thoyibah selalu mengalami ekses negatif selama pembangunan pabrik ini dilakukan. Getaran alat berat saat meratakan tanah yang berdampingan langsung dengan pemukiman mereka telah membuat retakan-retakan pada dinding rumah mereka.

“Banyak debu sekarang di lingkungan tempat kami tinggal. Sudah udara menjadi pengap, suasananya juga bising. Apalagi, pabrik itu dibangun persis di atas tebing yang berbatasan langsung dengan perumahan. Dengan kata lain, pabrik itu berada di atas lokasi perumahan,” ujarnya.

Keberadaan pabrik yang berada di atas permukiman warga itu,  terus  dipersoalkan oleh warga, karena berbatasan langsung dengan permukiman warga sehingga khawatir benteng pembatas pabrik dengan perumahan akan ambruk karena dibangun dengan kedalaman pondasi yang dangkal dan berkualitas asal-asalan.

“Itu pondasi benteng jika disentuh oleh tangan, betonnya bergoyang dan mudah hancur. Apalagi ternyata hanya digali sedalam 20 cm saja. Belakang rumah saya kebetulan berbatasan langsung dengan benteng ini. Kalau terjadi longsor, pasti bangunan benteng setinggi 3 meter ini akan mudah ambrol dan menimpa rumah kami,” Paparnya.

Sementara itu berdasarkan informasi yang diterima warga,  rencana peresmian pembangunan pabrik sepatu bermerek oleh PT Chang Shin ini akan dihadiri oleh sejumlah pejabat pemerintahan pada pukul 14.00 WIB Kamis (28/8/2014).

Solihin mengatakan, warga akan kembali melakukan aksi pada waktu tersebut dengan harapan dapat menyampaikan aspirasi kepada pejabat pemerintah ini.***jmb

Liputan GAPURATV

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *