PENDIDIKAN

Inilah Program Tujuh Hari Pendidikan Istimewa Kabupaten Purwakarta

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi saat melakukan peninjauan Program Siswa Bantu Pekerjaan Orang tuanya, foto Deni
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi saat melakukan peninjauan Program Siswa Bantu Pekerjaan Orang tuanya, foto Deni

Gapura Purwakarta ,- Dalam rangka penguatan program ‘Tujuh Hari Pendidikan Istimewa’ yang merupakan bagian dari Pendidikan Berkarakter di Purwakarta, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, kembali mengeluarkan inovasi program pendidikan.

Seluruh pelajar Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Purwakarta diharuskan untuk turut serta membantu pekerjaan yang digeluti oleh orang tuanya.

Program tersebut dilaksanakan setiap hari Selasa dan Rabu, serta  mulai efektif pemberlakuannya terhitung Hari/tanggal Selasa 29 Nopember 2016. Total 110 ribu siswa SD dan 35 ribu siswa SMP secara serempak akan melaksanakan program tersebut.

Program ini dilatarbelakangi oleh Pemerintah Daerah (Pemda) agar pelajar setempat untuk menumbuh kembangkan sikap empati di kalangan pelajar, sehingga ke depan diharapkan pelajar mampu merasakan kesulitan yang dialami oleh orang tua dalam melakoni pekerjaannya sehari-hari.

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi dalam kunjungannya hari ini di Kampung Cimanglid Desa Sukatani Purwakarta mengatakan, langkah yang ambilnya untuk diterapkan di seluruh Kabupaten Purwakarta ini merupakan bagian dari pendidikan berbasis profesi keluarga.

“Kalau mereka bekerja bareng orang tuanya, mereka akan merasakan dan menghayati kesulitan yang dialami orang tua saat menjalani pekerjaannya.” jelas Dedi.

Selain itu, transformasi pengetahuan dari orang tua kepada anak tentang deskripsi pekerjaan pun diharapkan dapat menambah khazanah pengetahuan pelajar itu sendiri.

“Kalau orang tuanya tukang bangunan, siapa tahu kelak sang anak memiliki kemampuan lebih baik dalam membangun, bahkan Anggota DPRD pun saya minta untuk membawa anaknya, Kalau ada orang tuanya yang bekerja di luar kota, bisa ikut saudaranya, ada transfer ilmu yang akan tercipta melalui program ini.” Ujar Bupati.

Menurut, Salah seorang orang tua siswa, Cece (33) warga Kampung Cimanglid Desa Sukatani menyambut baik program baru yang dikeluarkan oleh Bupati Purwakarta ini. Pria yang berprofesi sebagai perajin tape singkong ini mengaku mendapatkan kesempatan untuk mentransformasikan ilmu pembuatan tape kepada anaknya.

“Ini kesempatan saya mewariskan ilmu pembuatan tape kepada anak saya. Nanti kan dia berpikir kalau minta ini itu, dia akan ingat kesulitan saya mencari uang, minimal keinginannya itu tidak akan terlalu menggebu.” Jelas Cece.

Arif (11) anak dari Cece perajin tape singkong pun menuturkan baru kali ini,  merasakan kesulitan yang dialami oleh ayahnya. Sambil menyeka keringat, pelajar kelas 6 di SDN Sukatani ini bertekad untuk terus membantu ayahnya melakukan pekerjaan sehari-hari usai pulang sekolah. “Cape juga Pak, angkat singkong  untuk direbus ternyata luar biasa berat.” Kata Arif.

Berdasarkan pantauan di beberapa desa, terlihat para pelajar hari pertama program tersebut diberlakukan  tidak masuk sekolah karena harus membantu kegiatan yang dijalani oleh orang tuanya sehari-hari mulai dari berjualan bubur, membuat keramik, bekerja di kebun dan sawah.***Deni

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *