PENDIDIKAN

Ratusan Mahasiswa Baru Uniga Mengikuti Pelatihan Bela Negara

Gedung Uniga, foto Istimewa
Gedung Uniga, foto Istimewa

Gapura Garut ,- Ratusan Mahasiswa Baru Universitas Garut (Uniga) mengikuti kegiatan  pelatihan bela negara di Markas Batalyon Infanteri (Yonif) Raider 303/ SSM (Setia Sampai Mati), Desa Cibuluh, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut, Jawa Barat, selama tiga hari sejak Sabtu-Senin (3-5/9/2016).

Rektor Uniga, Abdusy Syakur Amin, menyebutkan pelatihan bela negara bagi para mahasiswanya merupakan kegiatan yang wajib diikuti dan sudah terselenggara selama tiga kali ini.

“Untuk tahun 2016 ini Uniga pertama kalinya menyelenggarakan secara serentak untuk semua fakultas dengan melibatkan seluruh mahasiswa baru,” Kata Syakur kepada wartawan, Minggu (4/9/2016).

Menurutnya kegiatan tersebut diharapkan mampu membawa para  mahasiswa baru Uniga untuk memiliki rasa kekompakan kecintaan terhadap negara dan solidaritas yang tinggi terhadap sesama.

“Meskipun mereka berangkat dari berbeda fakultas, tapi ketika di sini mereka hanya punya satu nama yaitu Uniga, sehingga tumbuhlah rasa kebersamaannya,”Ungkap Syakur

Syakur menbahkan, program bela negara akan dijadikan kurikulum tetap untuk melengkapi program-program akademis ayang ada selama ini.

“Misalnya pada program kewiraan, program tersebut akan asyik dengan materi praktek seperti bela negara ini, jadi lebih lengkap,”Ucapnya.

Sementara itu Wadan Yonif Raider 303 Mayor Inf. Toni Oki, mengatakan pelatihan bela negara pada dasarnya adalah meningkatkan kecintaan kepada negara yang materinya berupa teori dan praktek lapangan.

“Kami memberikan materi teori yaitu empat pilar bangsa dan negara, kepemimpinan, pengenalan tentang TNI-AD, kemudian materi prakteknya adalah outbond, mountenering, hiking atau jelajah, termasuk pengenalan senjata meskipun secara sepintas saja”, Ungkapnya.

Toni menegaskan dalam ketahanan negara dan tujuan bela negara peran masyarakat termasuk para mahasiswa sangat penting untuk melengkapi komponen-komponen ketahanan negara ini.

“Kita harus mempersiapkan komponen cadangan, jika suatu saat nanti ada ancaman terhadap negara dari luar,  komponen utama adalah tugas TNI dan Kepolisian. Sementara komponen cadangan adalah komponen yang memperkuat komponen utama,” Tuturnya.

Komponen-komponen  cadangan tersebut adalah tugas para veteran atau warga negara yang sudah dilatih khusus. Kemudian komponen pendukung, komponen ini diisi oleh mahasiswa, generasi muda, masyarakat biasa,yang dibekali dengan kemampuan-kemampuan dasar.

“Seandainya negara dalam keadaan bahaya maka komponen pendukung siap dimobilisasi, karena itulah pentingnya bela negara, Tandasnya.***TGM

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *