PENDIDIKAN

Kereen…!! Tiga Santri Persis Garut Ikut Seminar Astronomi Internasional

Ini dia para santri Persis yang berkesempatan mengikuti seminar astronomi internasional, foto Heri
Ini dia para santri Persis yang berkesempatan mengikuti seminar astronomi internasional, foto Heri

Gapura Garut , – Dari tujuh pelajar Indonesia yang berhak mengikuti seminar Astronomi Internasional di  ChiangMai Thailand, tiga orang diantaranya besaral dari Santri pesantren Persatuan Islam (Persis) Tarogong Kabupaten Garut.

Ketiganya adalah Ilham Maulana, Jessica Safaq Mautmainah dan Nafadza Salsabila Raihana. Mereka dari kelas X IPA 1 dan 3 Pesantren Persis 76 Tarogong Garut. Ketiganya akan bersama-sama satu orang peserta pelajar dari Palembang, Purwokerta dan dua orang dari Jambi.

Seminar tentang ilmu perbintangan tersebut dijadwalkan  mulai tanggal (21 – 23) januari 2016 dalam acara Asean Astronomy Camp yang diselenggarakan oleh NARIT (National Astronomical Research Institute Of Thailand).

Jessica salah satu santri asal Garut tersebut menyatakan bahwa keikutsertaan dirinya pada acara internasional berawal dari ketertarikannya pada dunia astronomi, meskipun sebenarnya di dunia pesantren ilmu astronomi tidak menjadi ilmu wajib yang harus dipelajari oleh santri karena ilmu khas pesantren adalah ilmu ilmu keagamaan.

Berkat rasa cintanya pada ilmu astronomi Jessica akhirnya mendapatkan informasi dari alumni pesantren yang sudah terlebih dahulu di dunia astronomi yang juga mahasiswa ITB Bandung. Dari informasi yang diterima melalui pembimbing pesantren Jessica, Ilham juga Nafadza membuat essay mengenai astronomi dengan menggunakan bahasa inggris. Dari essay yang dibuat tersebut akhirnya terpilihlah perwakilan dari Indonesia sebanyak tiga orang dan yang terpilih dari semua essay itu dari santri Pesantren Persis 76 Tarogong.

Materi yang  diberikan menurut Jessica ada berbagai hal terkait masalah astronomi. Observasi bintang seperti di Boscha akan tetapi dengan kapasitas teknologi yang lebih canggih, seminar astronomi juga presentasi mengenai masalah astronomi yang dibuat dalam sebuah makalah oleh setiap peserta dari negara negara Asean seperti Malaysia, Singapura, Vietnam, Kamboja, Filipina, Bruneidarussalam dan lainnya. Total peserta yang akan ikut dalam seminar internasional ini sebanyak 35 peserta dari usia 15 – 20 tahun.

Ilmu astronomi sendiri menurut Nafadza adalah ilmu yang wajib diketahui oleh ummat islam, mengingat pelaksanaan perhitungan waktu sholat fardh, shaum ramadhan, sholat idul fitri maupun idul adha harus menggunakan bantuan ilmu astronomi. Dengan ilmu astronomi seorang ilmuwan bisa mengetahui peredaran matahari maupun bulan yang menjadi satu indikator untuk menghitung waktu ibadah. Di lingkungan pesantren sendiri kini ilmu ilmu sains sudah mulai diminati oleh para santri, dengan tidak terlepas dari ilmu ilmu yang memang sudah wajib dipelajari di pesantren sendiri khususnya ilmu keagamaan seperti tata bahasa arab nahwu, sharf, tafsir juga hadits. ” Pada intinya kami itu ingin jadi ilmuwan yang mampu menguasai sesuatu terutama penguasaan ilmu teknologi juga sains karena itu saling mendukung guna memajukan dunia sains indonesia dengan dasar ilmu agama, ” jelas ketiga santri saat ditemui di PPI 76 Tarogong Garut

Santri lainnya, Ilham Maulana menyatakan bahwa untuk bisa menjadi perwakilan indonesia pada seminar internasional  tidak gampang banyak hal yang harus dipersiapkan terutama terkait dengan persiapan ilmu juga bahasa, dikarenakan dalam seminar tersebut akan menggunakan bahasa inggris sebagai bahasa internasional. Untuk mempersiapkan segala sesuatu ketiga santri ini terus melatih kemampuan bahasa inggris baik dengan mengikuti les, bimbingan khusus dan lainnya. Kemampuan bahasa inggris sendiri sudah mulai diterapkan dalam proses pembuatan essay yang telah dikirimkan waktu lalu, Ilham sendiri membuat essat mengenai perjalanan sains dalam dunia astronomi di indonesia, untuk Jessica dirinya membuat essay dengan judul The War on Science, sementara Nafadza membuat essay mengenai permulaan dirinya tertarik dengan sains dan astronomi.

Heri Mulyadi salah satu guru yang juga bagian kesantrian menyatakan bahwa setiap santri yang memiliki prestasi pihak pesantren akan memberikan penghargaan. Salah satunya dengan memberikan kebebasan membayar SPP dan lainnya. Untuk keperluan akomodasi para pelajar ini karena mewakili indonesia juga mengharumkan nama Garut sudah mengajukan proposal bantuan kepada pemerintah daerah akan tetapi hingga keberangkatan tidak ada bantuan yang diberikan baik secara moril maupun materil kepada para pelajar tersebut.***Heri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *