PENDIDIKAN

Beri Kuliah Umum, Kapolres Kota Banjar Ajak Mahasiswa Antisipasi Proxy War.

Kapolres Kota Banjar AKBP Asep Saepudin saat memberikan kuliah umum di hadapan mahasiswa STISP Bina Putra Banjar, foto Hermanto
Kapolres Kota Banjar AKBP Asep Saepudin saat memberikan kuliah umum di hadapan mahasiswa STISP Bina Putra Banjar, foto Hermanto

Gapura Kota Banjar , – Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Bina Putera Banjar, menggelar Kuliah lapangan dan kunjungan lembaga ke Mapolres Kota Banjar. Kuliah yang langsung disampaikan oleh Kapolres Kota Banjar AKBP. Asep Saepudin, itu mengambil tema Implementasi UU no 2 tahun 2002 dalam pelayanan di wilayah Kota Banjar.

Kapolres AKBP Asep Saepudin, mengulas tentang peran Mahasiswa sebagai kaum intelektual dalam Menghadapi Proxy War.  Dihadapan para mahasiswa alumnus Akpol 1994 ini memaparkan sifat dan karakteristik perang telah bergeser seiring perkembangan teknologi.

Menurutnya, Di masa yang akan datang, di mana energi fosil pada tahun 2045 akan habis dan digantikan dengan bio energi, sasaran konflik akan mengarah pada lokasi sumber pangan yang sekaligus merupakan sumber energi.

Indonesia sebagai salah satu negara ekuator yang memiliki potensi vegetasi sepanjang tahun akan menjadi arena persaingan kepentingan nasional berbagai negara.  Untuk itu, diperlukan langkah antisipasi dan persiapan yang matang agar bangsa Indonesia mampu menjamin tetap tegaknya keutuhan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Selain itu kata mantan Kepala Detasemen A Brimob Polda Jabar ini, Bertambah pesatnya populasi penduduk dunia yang tidak diimbangi dengan ketersediaan pangan, air bersih dan energi akan menjadi pemicu munculnya konflik-konflik baru.
Dengan adanya tuntutan kepentingan kelompok telah menciptakan perang-perang jenis baru diantaranya perang asimetris, perang hibrida dan perang proxy sehingga kemungkinan terjadinya perang konvensional antar dua negara dewasa ini semakin kecil.

“Perang Proxy atau Proxy War merupakan perang antara dua pihak yang tidak saling berhadap-hadapan namun menggunakan pihak ketiga untuk mengalahkan musuh. Perang proxy tidak dapat dikenali secara jelas siapa kawan dan siapa lawan karena musuh menggunakan dan mengendalikan actor non state,” tuturnya.

Menurutnya, Indikasi adanya Proxy War diantaranya Gerakan separatis, Demonstrasi massa dan Bentrok antar kelompok. AKBP. Asep Saepudin menekankan mahasiswa sebagai kaum intelektual dan sebagai tulang punggung bangsa harus menyadari bermacam tantangan dan ancaman bangsa tersebut untuk kemudian bersatu padu dan bersinergi menjaga keselamatan bangsa dan negara.

Dijelaskan kata Asep Sejumlah aksi yang dapat dilakukan oleh mahasiswa untuk menangkal proxy war diantaranya dengan selalu mengidentifikasi dan mengenali masalah, ahli dalam bidang disiplin ilmu masing-masing, melakukan gerakan pemuda berbasis wirausaha, dan mengadakan komunitas belajar serta merintis program pembangunan karakter.

“Intinya yang terbaik adalah Back to basic, mengerti bahwa cinta dan peduli akan kepentingan negara harus menjadi kepentingan tertinggi diatas kepentingansegala-galanya,” pungkasnya.***Hermanto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *