PENDIDIKAN PROFIL

Imas Terpaksa Jualan Tahu Bulat Sambil Sekolah untuk Membantu Orang Tuanya

Imas Siswi Penjual Tahu Bulat, saat jam Istirahat menjajakan dagangannya. poto Hermanto
Imas Siswi Penjual Tahu Bulat, saat jam Istirahat menjajakan dagangannya. poto Hermanto

Gapura Kota Banjar, Keterbatasan ekonomi keluarga, membuat  seorang siswi Madrasah sekolah Aliyah Negeri Banjar di Kota Banjar, Jawa Barat, terpaksa harus berjibaku  nyambi jualan Tahu bulat di sekolah, untuk dapat terus bertahan melanjutkan pendidikannya.  hal itu  ia lakukan sudah semenjak  masih duduk di bangku kelas 6 Sekolah Dasar.

Imas Siti Rostika, baginya dapat melanjutkan sekolah kejenjang yang lebih tinggi sudah sangat beruntung, meski kesehariannya harus lebih banyak menahan keinginan hidup dan bergaul dengan serba wah seperti halnya kebanyakan usia-usia remaja sebaya dengannya.

Bagi Imas memang harus mengubur jauh-jauh keinginan untuk berangkat dan pulang sekolah antar jemput atau mengenarai sendiri sepeda motor seperti halnya teman-teman satu sekolahnya yang datang dari kalangan berada.

Setiap hari saat pergi ke sekolah, Imas selalu membawa box dagangannya ke kelas untuk dijual saat jam istirahat tiba.

Anak kedua dari enam bersaudara ini,  rela berjualan sambil belajar demi meringankan beban orangtuanya  dalam memenuhi kebutuhan  biaya pendidikan yang masih dirasa berat terlebih ketidak mampuan ekonomi keluarganya harus lebih memprioritaskan keperluan sehari-hari untuk bisa bertahan hidup.

Dimata Guru wali kelasnya,  Imas dikenal sebagai siswi yang rajin dan pintar, pihak sekolah pun tidak melarang Imas untuk berjualan  selagi tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar dikelas atau dilingkungan sekolah.

Para Guru sejak awal menaruh  simpati yang sanagt besar terhadap anak didiknya yang satu ini, selain rajin, ulet prilakunya yang sopan serta  prinsip kemandirian yang dimiliknya membuat orang-orang disekolah tersebut mengaguminya.

Kerajinan dan keuletan serta kepintaran Imas juga telah diganjar pihak sekolah dengan memberikan bantuan siswa miskin dari pemerintah serta bantuan-bantuan lainnya.

“imas memang anaknya rajin sederhana dan ulet juga mandiri, kami pihak sekolah sangat mendukungnya meski sambil sekolah harus berjualan dan membawa dagang kekelas sebelum datang waktunya berjualan pas jam istrirahat”, Kata  Ina Rosmalina Guru Wali Kelas Imas yang selalu menyemangati Imas dalam belajar.

Kemandirian Imas juga tidak luput dari  acungan jempol teman teman sebayanya, meski kadang ada saja teman-temannya diluaran yang mencibirnya dengan kebiasaan berjualan tahu bulat yang dilakoni Imas sejak usia SD.

Namun rupanya lebih banyak yang menaruh simpati buktinya, hampir semua guru dan teman-teman disekolahnya menjadi langganan tetap Tahu dagangan Imas hampir setiap harinya ditunggu-tunggu mereka.

“saya hanya bisa melakukan ini untuk bisa menbantu orang tua yang kini mempunyai tanggungan biaya hidup untuk saudara-saudara saya”. ungkap Imas sambil mata berkaca-kaca.

Imas mengaku real melakukan apapun termasuk berjualan untuk membantu usaha orangtuanya, karena ia menyadari keterbatasan kemampuan ekonomi keluarganya sangat memerlukan bantuan dirinya.

“pkoknya saya akan membatu orang tua emampu saya bagaimanapun caranya selama itu halal dan diperbolehkan”. Ucapnya lirih.

Dalam sehari, Imas mengaku hanya mendapat untung sekitar 15 hingga 20 ribu rupiah dari hasil berjualan tahu bulan yang dibawanya setiap hari kesekolah.  Uang tersebut selalu ia sisihkan untuk biaya pembelian Lembar Kerjsa Siswa (LKS)  dan perlengkapan sekolah lainnya  sehingga tidak perlu lagi meminta kepada orangtuanya.

“jika ada uang lebih dari hasil jualan saya berikan kepada Ibu untuk menambah biaaya hidup sehari-hari”. Paparnya.

Sikap sederhana dan kemandirian Imas yang tanpa gengsi meski diusianya yang lagi mengutaman gengsi, sepatutnya dijadikan  contoh dan motivasi bagi generasi muda seusinya.

Dari hasil kerja kerasnya Imas berharap mempu terus melanjutkan keperguruan tinggi untuk menggapai cita-cita nya untuk menjadi seorang dokter, sehingga mampu menjadi anak kebanggaan keluarganya.***Hermanto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *