Gapura Pariwisata ,- Warga Kecamatan Cigedug Kabupaten Garut kembali mengulang sukses dengan Helaran Budaya tradisional Nyaneut Festival yang rutin digelar setiap Tahun. Memasuki tahun ketiga festival minum teh bersama pada petang menjelang malam tersebut sukses menampilkan sejumlah pentas kreasi seni warga setempat.
Meski disekitar lokasi sempat diguyur hujan deras namun tidak menyurutkan minat dan keinginan warga untuk mensukseskan agenda buadaya tahunan warga kaki gunung Cikuray Garut tersebut.
“Memang tahun ini cuaca kurang bersahabat, tapi Alhadulullah menjelang malam hujan reda dan acara tetap berlangsung sesuai rencana,” Kata Dasep Bardussalam penggiat Nyaneut festival saat dikonfirmasi, Sabtu (29/10/2016)malam.
Dengan mengusung tema Kelestarian alam, menyusul maraknya lahan perlebunan teh yang kini malah berubah fungsi menjadi lahan tanaman sayuran, dinilai rentan memicu terjadinya longsor sehingga perlu terus adanya upaya penyadaran terhadap warga.
“Ada keresahan disebagain warga kami, dimana saat ini lahan perkeunan teh banyak berubah menjadi lahan pertanian sayuran yang dapat memicu bencana. Maka tema tahun ini lebih menekankan pada isu kelesatarian alam,”Ungkap Dasep.
Ia menambahkan pada helaran Nyaneut tahun ini pihaknya berhasil menghadirkan sejarawan dan penulis senior Jawa Barat Aan Merdeka Permana yang mengulas sejarah Gunung Cikuray dalam segmen “Ngawangkong Budaya”.
“Kami kembali gelorakan semangat “Ngariksa Leuweung, Ngajaga Lahan, Ngamumule Lemah Cai”, agar tetap lesatari dan menjauhkan kehidupan masyarakat dari bencana dan kemadhortan lainnya. Ini belajar dan mengambil hikmah dari musibah banjir bandang Garut beberapa waktu lalu,”Tuturnya.
Helaran Nyaneut festival yang ketiga lanjut Dasep bukan lagi agenda warga kecamatan Cigedug melainkan telah menjadi agenda Kabupaten Garut dan telah benyak menarik para pengunjung dari beberapa daerah lainnya.***TGM
