PARIWISATA BUDAYA

30 Kecamatan Sudah Terdata : Garut, Kabupaten Pertama di Indonesia Dengan Catatan Budaya Takbenda.

Sebagian deretan rumah adat yang berada di Kampung Pulo, Desa Cangkuang Kecamatan Leles, Kab Garut. Lokasi ini jadi salahsatu tujuan dalam kegiatan lapangan dalam workshop “Pencatatan Kekayaan Tak Benda Indonesia 2014”. (Foto: Yodaz)
Sebagian deretan rumah adat yang berada di Kampung Pulo, Desa Cangkuang Kecamatan Leles, Kab Garut. Lokasi ini jadi salahsatu tujuan dalam kegiatan lapangan dalam workshop “Pencatatan Kekayaan Tak Benda Indonesia 2014”.
(Foto: Yodaz)

Gapura Garut ,- Garut dinilai sebagai daerah kabupaten pertama di Indonesia, yang telah melaksanakan pencatatan nilai bidaya takbenda warisan leluhur dari 30 wilayah kecamatan. Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Bandung Drs Toto Sucipto, mengungkapkan hal itu jelang penutupan Workshop, “Pencatatan Kekayaan Tak Benda Indonesia 2014”, Selasa malam (4/11) di Hotel Sumber Alam” Cipanas, Garut.

Toto Sucpto sangat terkesan atas kinerja bidang kebudayaan di Disparbud Kab Garut, yang telah menunjukkan kesungguhannya dalam pencatatan nlai budaya takbenda teserbut. “Di beberapa daerah lainnya di Indonesia, paling banyak hanya 5 kecamatan. Garut luar biasa!” ungkap Kepala BPNiB Bandung itu. Hal tersebut diharapkannya bisa mendorong perhatian berupa bantuan pendanaan dari pusat dan pemerintah setempat, untuk menuntaskan bermacam program garapan bidang kedudayaan di Garut yang masih tertunda.

Dra Srie Kusni Madyaningsih Msi dari Disparbud Kab Garut yang dihubungi “Gapura Indonesia” menyebutkan pihaknya melakukan pencatatan kekayaan budaya yang tersebar di 30 dari 42 wilayah kecamatan. di Kab Garut “Ternyata Garut sangat potensial! Di satu desa saja di Kecamatan Celeket, ada yang memiliki 16 mata kekayaan budaya takbenda” tutur Srie Kusni kemudian. Tetapi keterbatasan pendanaan untuk menuntaskan bidang kerjanya, memaksa 12 kecamatan lain di Garut hatus tertunda.

Walau dengan keterbatasan itu, Disparbud Garut mampu menuangkan hasil pencatatannya ke dalam 7 buku, dan dikirmkan ke Kemendikbud. “Belum ada daerah kabupaten lainnya di Indonesia, yang membuktikan prestasi kerjanya seperti daerah Garut” tegas Drs Toto Supcipto di depan Kasubdit Perlindungan Kekayaan Budaya, Dra Lien Dwiari Ratnawati M.Hum.

Workshop yang dibuka Direktur Inernalisasi Nilai dan Diplomasi Budaya, Dra Diah Harianti M.Psi, digelar sejak Senin (3/11), hingga Selasa (4/11) malam. merupakan kegiatan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan – Subdit Internalisasi Nilai dan Diplomasi Budaya Workshop melibatkan sekitar 40 orang peserta meliputi tokoh adat, komunitas budaya, sanggar, pengrajin dan akademisi di Kab Garut,

Kegiatan utama workshop berupa presentasi tentang pencatatan domain kekayaan budaya takbenda Indonesia, termasuk diskusi, simulasi, dan praktik lapangan ke lokasi pengrajin batik Garutan RM Jl Papandayan 54, dan ke Kampung Pulo, Cangkuang, Leles, Garut, berikut pengenalan pembuatan daluang dari pohon Saeh di Cangkuang, Leles, yang sudah terdaptar sebagai kekayaan nasioanal.***Yodaz

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *