HUKUM KRIMINAL

Adik Ipar Bomber Kampung Melayu Kembali Digiring Densus 88

Suasana saat olah TKP ditempat bekas kontrakan terduga bomber Kampung Melayu Ahmad Sukri, fotoJSN

Gapura Garut ,- Adik ipar terduga pelaku bom bunuh diri Kampung Melayu, Ahmad Sukri, berinisial H, kembali digiring Detasemen khusus (Densus) 88 antiteror. Densus membutuhkan keterangan H untuk mengkapi informasi soal peran utama bomber Kampung Melayu tersebut.

“Kalau H dibawa kemarin selepas ashar dari mesjid, sementara istrinya barusan bada zuhur,”Kata Santi, kakak kandung H saat ditemui di rumahnya, Kamis, (01/06/2017).

Santi menyebutkan  penangkapan H dan I dilakukan pada dua kesempatan yang berbeda, jika H ditangkap selepas Ashar, sementara istrinya I ditangkap di rumahnya yang baru beberapa hari ditempati.

“Ini anaknya akhirnya saya yang asuh, gak tahu sampai kapan istrinya pulang,” ujarnya.

Seperti diketahui H dan I pernah digiring Densus 88 Jumat 26 Mei 2017 pekan lalu, dalam penangkapan yang dilakukan sebelum Jumat itu, H digiring bersama I dan anaknya yang masih berusia empat bulan. 

Namun selang beberapa jam kemudian menjelang Ashar, H dan I berikut bayinya kembali dilepaskan dengan alasan belum ditemukan bukti yang mengarah kepada keterlibatan keduanya dalam aksi biadab yang dilakukan kakak Iparnya itu.

Santi mengatakan, penangkapan kedua yang dilakukan secara tertutup itu cukup mengagetkan pihak keluarga, apalagi sebelumnya H dan I pernah dibawa polisi Jumat pekan lalu. “Kemarin saja masih syok, ini malah ditangkap lagi,” ujar dia sambil disaksikan beberapa tetangganya yang tak jauh dari rumah H.

Dalam penangkapan H yang dilakukan di mesjid Al Falah kemarin sore, informasi yang diterima keluarga justru diperoleh dari warga yang baru selesai shalat di mesjid. “Jadi infonya bapak pulang, H ditangkap, kami tahunya dari tetangga,” ujarnya.

Sementara penangkapan I yang merupakan istri dari H dilakukan dirumahnya pada waktu selepas duhur siang ini. “Ini juga sama, tiba-tiba banyak aparat datang langsung jemput dan pergi membawa I,” ujar Santi yang nampak masih terlihat kaget dari raut mukanya.

Santi mengakui hingga kini tidak tahu persis persoalan yang dihadapi adiknya yang ketiga itu, selama ini H terbilamg hidup wajar dan bertetangga dengan yang lain sebagai tukang jahit. “Saya juga tidak tahu, padahal kesehariannya tidak ada yang mencurigakan,” papar dia.

Saat disinggung upaya apa selanjutnya yang akan dilakukan keluarga terkait penangkapan H dan I yang kedua, ia nampak masih bingung dan belum mengetahui langkah selanjutnya. “Bapak saja belum bisa diajak bicara mungkin masih bingung, lihat saja nanti,” ujarnya.

Untuk menghidupi anaknya H yang masih bayi, kakak sulung dari tujuh berdaudara ini, terpaksa menjadi ibu dadakan dari anak bayi yang masih imut itu. “Saya kebetukan punya anak kecil ya bagaimana lagi saya urud sekalian, sayang belum bisa diberi susu formula,” ungkap dia.

Sejak malam tadi, tim Densus 88 terus melakukan penggeledahan dari beberapa rumah kontrakan Ahmad Sukri, terduga bomber Kampung Melayu, Jakarta Timur yang terjadi Rabu pekan lalu.

Ada tiga lokasi yang didatangi Densus 88 dan tim dari Puslabfor Mabes Polri,  INAFIS Polda Jabar serta INAFIS polres Garut itu. Selain rumah Ahmad Sukri di RT 01 dan RT 03 RW, Kelurahan Lebak Jaya, juga rumah H, adik ipar bomber Kampung Melayu yang berada di Kampung Paledang, Desa Suci Kaler, Karang Pawitan, Garut, Jawa Barat.

Belum diketahui secara pasti benda apa saja yang diangkut tim dari penggeledah hari ini di tiga lokasi itu. Namun beberapa anggota tim dalam penggeledahan kesatu dan kedua terlihat membawa beberapa berkas buku yang langsung diamankan ke dal mobil.***JSN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *