HUKUM KRIMINAL

Sejumlah Siswa SMK di Garut Diduga Jadi Korban Pelecehan Seksual

gambar ilustrasi

Gapura Garut ,- Sejumlah siswa pria sebuah SMK swasta di Garut, Jawa Barat diduga mengalami pelecehan seksual yang dilakukan oleh oknum pembina ekstrakurikuler Patroli Keamanan Sekolah (PKS).

Terkait dugaan tersebut salah seorang siswa telah melaporkan kasus yang dialaminya ke unit PPA Satreskrim Polres Garut, Senin (20/2/2016).

Siswa yang diduga menjadi korban pelecehan tersebut melaporkan kasus yang dialaminya dengan didamping para guru pembimbing. Sebelumnya  siswa tersebut enggan melapor apa yang dialinya karena merasa takut oleh oknum pelaku dan tidak mau diketahui oleh teman-temannya.

Selain melapor ke unit PPA, siswa tersebut juga  sudah diarahkan untuk berkonsultasi dengan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Garut.

Ketua P2TP2A Kabupaten Garut, Diah Kurniasari Gunawan membenarkan jika sekitar satu minggu lalu pihaknya telah menerima laporan dugaan pelecehan dari salah seorang siswa. Dari informasi yang diberikan siswa tersebut, pembina PKS yang berinisial EG telah melakukan pelecehan.

“Awalnya siswa itu sulit untuk memberikan keterangan. Namun setelah diberi pemahaman, dia mau bercerita. Pengakuannya memang sempat dilecehkan. Jadi hari kami sarankan juga melapor ke Polres Garut,” Kata Diah di Kantor P2TP2A, Jalan Patriot, Senin (20/2/2017).

Diah, menambahkan sedikitnya ada enam orang anak yang sudah melapor ke pihaknya dengan dugaan menjadi korban pelecehan seksual tersebut.

“Guru dari SMK tersebut juga aalnya merasa takut untuk melapor karena mendapat intimidasi. Kami berusaha memberikan pemahaman kepada para guru agar tak takut untuk mendampingi siswanya yang menjadi korban,”ungkapnya.

Menurut Diah, pihaknya siap melakukan advokasi dan bimbingan kepada anak-anak yang menjadi korban. Ia  meminta kepada para guru untuk tak khawatir dengan intimidasi jika memang ada pihak pihak yang melakukan itu.

“Informasinya aksi yang dilakukan pelaku itu sudah sampai empat angkatan. Bisa jadi ada korban yang sekarang sudah keluar sekolah. Jumlahnya memang belum bisa dipastikan karena para korban enggan berbicara,” katanya.

Diah juga mengakui, pihaknya telah meminta kepada Bupati Garut untuk menghentikan ekstrakurikuler di sekolah tersebut dan memanggil pihak yayasan atas kejadian tersebut. Jangan sampai kasus pelecehan tersebut dibiarkan dan membuat jumlah korban terus bertambah.

“Apalagi masalah ini (pelecehan) bisa menular. Kata guru, para siswa (yang terindikasi pelecehan) itu jadi berubah perilakunya (menjadi kewanitaan). Pelaku juga sempat diskor selama satu bulan oleh sekolah atas kasus pelecehan. Tapi sekarang sudah kembali lagi,” ujarnya.

Diah berharap para siswa yang merasa menjadi korban untuk berkonsultasi dengan P2TP2A. Pihaknya akan melakukan pendampingan kepada korban agar bisa menghilangkan rasa trauma.

Sementara itu Polres Garut belum memberikan keterangan terhadap kasus dugaan pelecehan tersebut. Unit PPA Satreskrim Polres Garut masih meminta keterangan kepada para korban.***Marwij

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *