HUKUM KRIMINAL

Warga Garut Minta Polisi Pantau Jalur Rawan Kejahatan Pada Malam Hari

Kapolres Garut AKBP Arif Budiman saat memeriksa kesiapan pasukan, foto dokumentasi
Kapolres Garut AKBP Arif Budiman saat memeriksa kesiapan pasukan, foto dokumentasi

Gapura Garut ,- Sejumlah warga meminta pihak kepolisian melakukan operasi dan patroli di jalur menuju selatan dan utara Garut, termasuk akses menuju Tasikmalaya via Ngamplang.

Permintaan warga tersebut menyusul banyaknya kejadian tindak  kriminalitas pada malam hari dari kawanan begal.

Yuyus Rudimansyah (32) warga Kecamatan Cisurupan, mengatakan kakaknya hampir menjadi korban begal saat hendak berangkat menuju tempat kerjanya di salah satu rumah sakit.

“Saat itu kakak saya menggunakan sepeda motor dari Cisurupan sendirian setelah solat Isya dan di wilayah sebelum pasar Cilimus tiba-tiba dipepet oleh kendaran roda dua yang berboncengan,” Kata Yuyus, Selasa (6/12/2016).

Saat memepet kakanya lanjut Yuyus orang yang mengendarai  motor  dan memepetnya mencoba mengambil barang yang sedang dibawa.

“tapi saat itu kakak saya langsung ngebut menghindari mereka hingga sampai di sekitar pasar Cilimus yang agak ramai. Alhamdulillah kakak saya pun selamat dan tidak menjadi korban pencurian atau begal karena keburu mencari tempat ramai dan mereka yang mencoba membegal ngebut juga lari,” ujarnya.

Yuyus mengatakan kejadian di sekitar jalan tersebut memang rawan terjadi aksi kriminalitas pada waktu malam hingga dini hari karena kondisi jalan yang gelap  dan sepi.

“Kalau tidak salah di berita juga pernah diberitakan ada warga yang motornya diambil setelah dibegal dan diancam menggunakan senjata tajam di Bayongbong, Saya rasa pihak kepolisian harus rutin melakukan patroli malam pada jam-jam rawan terjadinya aksi kriminalitas.”katanya.

Di jalur utara pun rupanya demikian, tidak jauh dengan jalur selatan yang rawan terjadi aksi begal dan mengancam keselamatan masyarakat yang melintas pada malam hari.

Salah seorang perwira di Kodim 0611 Garut, Kapten Didi mengaku pernah dua kali dibegal di kawasan Banyuresmi dan Wanaraja saat berkendara pada malam hari, namun dengan kemampuan beladiri militernya begal malah lari tunggang langgang.

“Memang saya sempat dibegal dua kali, pertama di Banyuresmi dan di Wanaraja, saat itu saya menggunakan kendaraan roda dua dan sedang tidak menggunakan pakaian TNI, saya dipepet kendaraan, dan mengancam. Tapi saat itu saya melawan dan dua kali juga begal itu langsung kabur setelah saya lawan, Alhamdulillah saya selamat dari dua kejadian begal itu,” sebutnya.

Dua jalur tersebut lanjut Dedi pada malam hari akses menuju Limbangan via Banyuresmi dan Cibatu via Wanaraja sangat kurang penerangan dan bahkan gelap.

Selain jalur tersebut, akses menuju Tasikmalaya via Cilawu pun demikian, sehingga sejumlah warga menyebut sejumlah titiknya rawan terjadi aksi kriminalitas dari para penjahat.

“Malam minggu kemarin ada pengendara yang menjadi korban begal di daerah Ngamplang, sejumlah barangnya diambil dan korbannya mengalami luka cukup serius. Daerah Ngamplang dan sekitarnya memang sering terjadi aksi kriminal, padahal kalau malam minggu itu suka banyak Pemotor yang sengaja nongkrong disana, tapi suka saka saja ada yang menjadi korban begal,” sebut Sarah Rhisandi (24) warga Kecamatan Cilawu.

Dengan tinggi angka kriminalitas di Cilawu, diakui Sarah ia pun tidak berani melakukan aktifitas malam hari yang harus melewati jalanan sepi menggunakan kendaraan roda dua.

Kalau pun harus terpaksa, ia lebih memilih melakukannya tidak sendiri atau minimalnya dua motor atau menggunakan kendaraan bermotor rodoa empat sehingga lebih aman.

“Saya sebagai masyarakat berharap situasi lingkungannya aman dari berbagai ancaman penjahat, kalau begini kan jadinya takut karena begal bisa saja melukai hingga membunuh korbannya.”tuturnya.***Margogo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *