HUKUM KRIMINAL

Polisi Nyatakan Tidak Ada Penyeranga Ke Pesantren Ath-Thaariq

Gapura Garut ,- Terkait dengan isu adanya penyerangan dan perusakan terhadap Pondok Pesantren Ath-Thaariq, Pihak Kepolisian Resort Garut, menyatakan tidak ada penyerangan. Kasat Reskrim Polres Garut AKP Dadang Garnadi memastikan hal tersebut setelah anggotanya melakukan pengecekan dan memeriksa pimpinan Pondok Pesantren tersebut.

“Pimpinan pesantren sodara Ibang Lukmanudin mengaku tidak terjadi apa-apa saat kami melakukan kroscek dengan mendatangi lokasi, makanya aneh banget”. Ungkapnya.

Dadang juga meragukan peristiwa tersebut benar-benar terjadi.”Entah maksudnya apa sodara Ibang ini, kepada media menyatakan ada penyerangan dan pengruskan, namun saat dicek kelokasi menyatakan tidak ada apa-apa, dan seharusnya kalau benar yang besangkutan pesantrenya diserang harusnya langsung laporkan kepada Polisi, ini malah tidak sama sekali”. Imbuhnya.

Pokoknya masyarakat harus berhati-hati menanggapi adanya isu-isu seperti itu, karena saat saat seperti ini menjadi sangat rentan jika menyikapinya dengan salah, himbau Kasat Reskrim Dadang.

Sementara itu meski pihak Kepolisian menyatakan tidak ada penyerangan, Pimpinan Pondok Pesantren Ath Thaariq Ustadz Ibang Lukmanuruddin tetap meyakini jika ponpes yang dipimpinnya benar-benar didatangi oleh sekelompok orang. Namun demikian, Ibang enggan melaporkan peristiwa penyerangan itu ke pihak yang berwajib.

“Alasannya, saya tidak ingin peristiwa ini menimbulkan konflik horizontal di masyarakat. Makanya saya memilih tidak melaporkan ke Polisi. Akan tetapi, saya juga tidak bisa berbohong bila ada masyarakat atau pihak tertentu yang datang dan bertanya mengenai peristiwa itu (penyerangan). Dengan jujur saya katakan iya, memang ada penyerangan. Masa saya bohong,” kata Ibang saat ditemui di Ponpes Ath Thaariq, Sabtu (5/7/2014).

Ibang sendiri mengakui, informasi penyerangan ke Ponpes Ath Thaariq diterima dari isterinya yang sedang berada di dalam rumah. Dia membenarkan jika dirinya tidak mengetahui langsung peristiwa sebenarnya.

“Memang tidak ada saksi atas peristiwa yang terjadi pada Kamis 3 Juli 2014 (ralat sebelumnya ditulis Jumat 4 Juli 2014) itu. Karena saya dan santri sedang tidak berada di ponpes, melainkan ikut menunggu kunjungan Jokowi di Lapangan Kerkof Garut. Kebetulan isteri saya yang sedang di rumah, menghubungi saya jika ponpes didatangi sejumlah orang,” ujarnya.***TG

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *