Anak-anak Sekitar Situ sanghyang "Rarakitan' Di Danau itu (docpri)
GAPURANA

Ada Tiupan Angin Aneh Di Situ Sanghyang Kabupaten Tasikmalaya

Penikmat Situ Sanghyang menikmati "angin sepoi-sepoi" di Situ Sanghyang(docpri)
Penikmat Situ Sanghyang menikmati “angin sepoi-sepoi” di Situ Sanghyang(docpri)
Ada Musholla di Arena wisata Alam Situ Sanghyang itu(docpri)
Ada Musholla di Arena wisata Alam Situ Sanghyang itu(docpri)

Oleh;Asep Rizal.

Gapura,Kabupaten Tasikmalaya;

Menikmati lawatan singkat ke salah satu Destinasi Wisata Situ Sanghyang  yang ada di Wilayah Kabupaten Tasikmalaya ada  sekelebatan  wajah yang tersingkap di tirai-tirai alam yang ajaib  pada nuansa legenda sebuah  Situ (Danau) yang tadi siang sempat ternikmati oleh penulis.

Mata telanjang kita  menerawang ke jauhnya pandangan mata “Nuansa Magic” itu terasa ke tepian rasa , legenda itu mungkin juga adalah sebuah pesan yang ingin tersampaikan oleh para leluhur Situ Sanghyang.

Kita kenali dulu Situ Sanghyang itu adalah ;

Sebuah Danau (Bhs Sunda; Situ)  Alami itu terletak di  Dua batas Wilayah  Desa yang kini di berikan mandat untuk mengelola tempat Wisata Alam tersebut  oleh Disparbud Kabupaten Tasikmalaya.

Sebagai bagian pengelola, Dua Pemerintahan Desa itu  berhak untuk mengembangkannya lebih lanjut guna “Me-Raup” keuntungan (Hasil) PAD (pendapatan asli daerah)  dari pada pengelolaannya dan pemeliharan Situ tersebut,

Kedua pemerintahan Desa tersebut adalah Desa Cibalanarik sebelah baratnya Situ Sanghayang dan Desa Cilolohan di sebelah Utara Danau tersebut,

Kedua Pemerintahan Desa di Lingkup Wilayah Kecamatan Tanjungjaya itu “terkabarkan”   pernah melakukan “Rempugan” guna mendiskusikan pengelolaan Situ Sanghyang pada seasion sebuah Dialog khusus membahas tentang upaya pengelolaan Destinasi Wisata asset berharga  ke dua Wilayah Desa tersebut, Dan dari Rempugan yang di lakukan ,  gayungpun bersambut ketika Dinas Pariwisata Dan Budaya Pemprov Jawa Barat katanya menyetujui tentang akan  bersikap membiayai  pengelolaan Situ Sanghyang tersebut dari dana APBN Pemprov Jabar.

Pada  sebuah pertemuan yang tak resmi , Kepala Desa Cilolohan Budi (42) sempat ngobrol dengan penulis , tentang upayanya ketika Asset berharga tersebut harus jadi bagian Asset yang harus menghasilkan Pendapatan asli Daerah (PAD) untuk Pemerintahan Desanya ,

“Kita sempat rembukan dengan Kepala Desa Cibalanarik ketika itu , dan hasil dari Rempugan itupun Alhamdulillah di Respons oleh Pihak Dinas Pariwisata Provinsi  Jabar dengan pengawasan penuh dari Dinas Pariwisata Kabupaten Tasikmalaya , lalu kita bangun tempat ini (Situ Sanghyang)  yang dulunya tak terawat ini dengan Design yang telah di persiapkan oleh RAB dari biaya dari APBN Pusat sana , alhasil kini Situ Sanghyang di kelola oleh Disparbud Kabupaten Tasikmalaya dengan rancangan yang telah di bangun itu mudah-mudahan bisa menghasilkan sisi manfaat untuk Pemerintahan Dua Desa di sini khususnya dan Umumnya Asset ini untuk kemanfaatan PAD Khusus dari Sectror pariwisata bagi Pemda Kabupaten Tasikmalaya!” Ucap Kepala Desa Cilolohan  ketika bertemu dengan penulis.

Bila ada minat mengunjungi Keindahan Situ Sanghyang itu kita bisa merasakan desiran angin Danau yang terasa lain bila kita maknai lebih dalam lagi , karena terbentuknya Danau Alamiah tersebut atas terlahirnya sebuah “Legenda” yang telah di Percaya oleh Warga Masyarakat sebagai bagian cerita Cikal Bakal terbentuknya danau alamiah  tersebut .

*************************************************************

Tersiarkan kabar dari sebuah legenda  di ribuan tahun yang lalu bahwa Danau itu adalah sebuah “Pesan Khusus ” bagi Warga di  sekitaran Situ Sanghyang agar jangan “Hidup Pelit/Kikir Harta” (Merege Hese, Buntut Kasiran) karena sebuah Kurun (Zaman) di bawah danau dengan luas 20 Hektaran itu terkubur sebuah kampung yang warganya pada Pelit/Kikir Harta  (Koret,Kopet,Buntut Kasiran) lalu atas kuasa Sang Hyang Widi (Tuhan-Pen) kampung itupun  di tenggelamkan , tersiar kabar pula dari cerita warga sekitar Situ itu bahwa pada bulan-bulan tertentu suka terdengar suara-suara tabuhan berupa tabuhan sebuah perhelatan musik Degung lengkap dengan suara tabuhan-tabuhan musik traditional lainnya , katanya (wallohu a,lam bishowaab) Hanya tuhanlah yang mengetahui segala kerahasiahan yang ada di muka bumi ini , itulah barangkali sikap penulis ketika mendengar sebuah kisah Magic dari indahnya Situ Sanghyang yang berasal dari Mulutnya orang-orang di sekitaran Situ Sanghyang.

********************************************************************

Sebetulnya gampang saja  bila akan mengunjungi Situ tersebut , karena angkutan-angkutan Umum dari Wilayah Kota Tasikmalaya akan sampai ke jalan utama menuju Situ Sanghyang ,

Dengan menaiki Bus jurusan Tasikmalaya-Cibalanarik dari terminal Type A Indihiang kita akan sampai dengan gampang  ke arah tempat Wisata tersebut,

Jarak dari Wilayah Kota Tasikmalaya ke Situ Sanghyang sekitar 25 Km saja , dan bila kita akan memakai Angkot (Angkutan Kota) kita bisa naik Ankot dari Wilayah Ibu Kota Kabupaten Tasikmalaya (Singaparna) , jaraknya dari sana hanya sekitar 12 Km saja ke arah terminal Angkot Cibalanarik , dari sana kita bisa menggunakan Jasa Ojek dengan jarak tempuh hanya 1,5 Km sampai ke Situ Sanghyang.

Kini di lokasi Wisata Situ Sanghyang tersedia Karcis yang di Jual di dalam lokasi Wisata oleh petugas khusus dari Dinas  Pariwisata Kabupaten Tasikmalaya  dengan harga karcis  Rp.3.500,- /satu Orangnya sebagai bagian partisipasi kita sebagai pengunjung yang baik dan taat aturan , karena dengan  karcis itulah pengelolaan Arena Wisata itu akan terpelihara dengan baik.

Dilokasi Situ Sanghyang itu tersedia Rakit-rakit bambu yang di sediakan oleh Warga yang akan sigap bila di perlukan oleh pengunjung , apabila pengunjung ingin menikmati Alam Indah itu sampai ke tepian di sebrang sana , dengan bayaran murah-meriah kita bisa menawar jasa tukang rakit.

Angin sepoi-sepoi basah itu akan ternikmati dengan “rindingan”  bulu-bulu yang ada di bagian badan kita , sebuah pesan yang bernuansa Magic akan terasa menyusup ke lubang pori-pori Kulit kita sebagai manusia biasa , bahwa kita janganlah jadi Orang Kikir kepada manusia yang memerlukan pertolongan atau kepada manusia yang mempunyai kekurangan harta agar tuhan kita melimpahkan berkah dunia yang kita diami bersama.

Pesan dari tiupan angin  magic itu meniup bulu kuduk itu , ketika penulis beranjak meninggalkan Situ Sanghyang ,,,,

 

Asep Rizal.       

 

Anak-anak Sekitar Situ sanghyang "Rarakitan' Di Danau itu (docpri)
Anak-anak Sekitar Situ sanghyang “Rarakitan’ Di Danau itu (docpri)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *