GAPURANA

Pesan Ramadhan untuk Presiden Terpilih

Oleh : Hikmat Tagati

Ramadhan bulan suci umat Islam yang diyakini penuh berkah dan ampunan, kini telah lewat. Seperti bulan bulan lainnya hitungan Ramdahan tidak ada yang berdeda namun istimewanya pada Ramadhan inilah umat muslim lebih merasakan bagaimana eksistensi sebagai muslim benar-benar dimanjakan dengan berbagai keistimewaan yang juga syarat dengan ujian dan tantangan.

Kaum Muslimin di uji untuk tidak sekedar menahan lapar dan haus, namun juga menahan hawa nafsu untuk menghindari berbagai kemungkinan dorongan syahwat yang kuat, termasuk salah satunya adalah syahwat kekuasaan, syahwat menumpuk harta kekayaan dan sebareg syahwat duniawi lainnya.

Sebagai agama yang universal, Islam  memberikan isyarat untuk berbagai situasi kondisi serta pesan personality bagi siapapun yang dapat menangkap isyarat serta tanda-tanda keagungannya. Tidak terkecuali sebareg pesan ramadhan tidak hanya untuk kaum muslimin dalam ruang lingkup Ibadah dan Muamalah, namun lebih daripada itu ada pesan-pesan Jinayah dan Siyasah sesuai dengan situasi dimana berada dan seperti apa situasi yang ada.

Dalam konteks Indonesia, moment Ramadan 1435 H. tidak hanya sekedar ramadhan pada ruang lingkup ritual Ibadah dan pengamalan masalah Muamalah kaum muslimin, melainkan ada moment konstitusi lima tahunan untuk memilih Presiden dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia yang juga dilaksnakan diawal-awal bulan Ramadahan yang baru saja berlalu.

Tentu saja banyak pesan Ramadhan yang tersirat dan tersurat bagi siapapun Presiden terpilih Indonesia lima tahun kedepan. Saat ini Rakyat Indonesia masih menunggu hasil akhir adanya gugatan salah satu pasangan calon Presiden melalui Mahkamah konstitusi (MK) dan ini sah serta legal untuk menyalurkan ketidak puasan atas seluruh rangkaian pelaksanaan Pilpres yang telah menelan biaya triliunan rupiah itu.

Meski sebenarnya jika isyarat Ramadhan atau pesan suci bulan suci ini dimaknai dengan penuh keyakinan maka tidak harus terlalu dipusingkan dengan gugatan atau apapun nama dan bentuknya karena proses atau tahapan dari sebebuah event seremonial termasuk Pilpres adalah bagian dari proses hasil rumusan yang telah disepakati bersama oleh warga bangsa Indonesia.

Namun sekali lagi gugatan ke MK terkait hasil pilpres adalah legal dan itu isyarat konstitusi kita. Dalam konteks ini yang ingin penulis tekankan adalah pesan-pesan ramadhan bagi Presiden terpilih dan terlantik untuk lima tahun kedepan.

Pesan pertama, mari kita melihat bagaimana ramadhan mengisyaratkan sebuah ketaatan kolektif bagi muslim yang meyakininya, dimana tidak pernah memilih dan memilah ketika ramadhan membuat ujian bagi semua lapisan tetapi juga pada saat bersamaan ramadhan memberikan berkahnya secara langsung. Ketika sukses manahan lapar dan haus, maka usai tiba waktunya berbuka maka saat itu pula terbayar lunas letih akibat lapar dan harus tergantikan dan betapa nikmatnya orang berpuasa saat berbuka. Maka Presidenpun meski berpikir dan mempola sebuah kebijakan dimana warga bangsa yang dipimpinnya bisa serta merta merasakan nikmatnya buah dari kebijakan yang dimabilnya sebagai kepala negara dan tidak harus menunggu lama, jika ramadhan membayar lunas rasa lapar dan harus setelah tiba saatnya berbuka, makan kebijakan seorang Presidenpun harus cepat terasa oleh warga bangsa yang dipimpinnya.

Pesan Kedua, jika ramadhan melipat gandakan segala bentuk amalan bagi yang melaksanakannya, maka mengisyaratkan adanya keharusan bagi seorang Presiden mendatang untuk secara menyeluruh melakukan evaluasi terhadap kekurangan kekurangan dalam memberikan pelayanan bagi warganya sesuai amanat konstitusi. Hak konstitusi warga yang paling mendasar adalah hak hidup yang layak yang hingga kini masih jauh panggang dari api.

Pesan Ketiga, Jika kehadiran Ramadhan mampu menggerakan berbagai sektor secara serentak dan bergerak dengan sendirinya atas nama bulan Ramadhan, maka mengelola pemerintahan Negara dengan menyusun kabinet misalnya, harus yang memiliki kepekaan dan kekuatan individu dari para calon pengelola pemerintahan yang mampu menggerakan secara sistematis tanpa harus didemo dan diprotes terlebih dahulu oleh warganya.

Pesan Keempat, ketika diawal dan diakhir ramadhan memberikan dampak signifikan bagi warganya melalui pendekatan ekonomi karena terjadinya gairah pasar, maka sudah saatnya Kepala pemerintahan Repubilk ini juga berpikir untuk semakin cermat dan taktis membuat rumusan agar moment suksesi kepemimpinan tidak hanya sekedar gebyar seremonilanya semata melainkan benar-benar memberikan kejutan terhadap perubahan nasib bangsanya kearah yang lebih baik, seperi halnya ramadhan selalu memberikan kejutan-kejutan bagi yang meyakininya.

Ini hanya sebagian kecil pesan Ramdhan yang bisa kita jadikan moment untuk mengingatkan siapapun penyelanggaran Negara termasuk Presiden yang baru Republik ini untuk mendapatkan legitimasi dan kepercayaan publik  atau jangan pernah menghianati kepercayaan serta amanat rakyat yang telah memberi mandat untuk menggantungkan nasibnya dalam lima tahun mendatang.

Semoga Ramdhan yang yang baru saja berlalu memberikan banyak pelajaran serta dapat dijadikan pijakan untuk siapapun Presiden RI mendatang agar mampu belajar lebih dari sekedar memahami Ramadhan sebagai sebuah bulan yang selalu datang pada setiap tahunnya. Wallohu A’lam..!!

***Penulis adalah warga masyarakat penggiat keagamaan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *