GAPURANA

Benar Dua-Duanya, Karena Salah..

Oleh  : Abu Asfahany

Hingar bingar masih terus membuncah disekeliling kita, akan tetapi fenomena ini hanya berada dilingkaran masing-masing elit kekuasaan. Jika dalam pelaksanaan Pilpres misalnya, hingar bingar terjadi diantara para elit tim sukses masing-masing Capres-Cawapres. Maka dilain pihak yang namanya Rakyat (maaf identik degan masyarakat kecil dan tak mampu), harus terus bersedih dan berjuang mempertahankan hari esok dan hari ini sambil menonton adegan perseteruan yang makin seru dan makin menggila, lucunya untuk dan atasnama Rakyat. Maaf  jadi Muak…!

Terasa semakin membingungkan memang, karena di Republik ini yang katanya Demokratis, nyaris tidak ada lagi yang bisa memberikan pencerahan kepada publik, baik dari kalangan media massa, kaum intelektual dari mulai akademisi, Teknokrat, politisi hingga Pejabat negara bahkan para Ulama (maaf tidak semua), dipastikan semuanya sudah terjebak pada alur kepentingan mereka masing-masing.

Menjadi miris dan menyangsikan, kemudian ketika mereka mengatakan demi kepentingan Rakyat kita berbuat..? Rakyat mana dan dimana? disaat bersamaan hingar bingar beraroma perseteruan membuat lingkaran tanpa ujung, disaat itu pula yang namanya mayoritas Rakyat hanya menjadi penonton yang tidak mendapatkan apapun manfaat dari keadaan yang mereka lihat dan saksikan selama ini.

Pernyataan-pernyataan elit hanya menjadi bagian pemanas yang mendidihkan suasana, demikian pula dengan media massa yang hampir semua diduga sudah terkoordinasikan untuk menggoreng masing-masing isu dari kekuatan- kekuatan pemilik kepentingan.

Pilpres adalah episode penting dan berharga untuk menentukan Nasib Bangsa ini lima tahun kedepan, namun juga tidak kalah berharga memberikan pendidikan politik bagi Rakyat dengan cara-cara yang santun, arif dan bijaksana. Nah..! jika pendidikan politik dari guru-guru politik bangsa sudah tidak terlihat elok dan beretika, maka kemana Rakyat yang makin bingung ini harus belajar. Apakah harus belajar buta pada pengalamannya sendiri ? yaa…siap siap saja hasilnya adalah keberanian dan keyakinan yang tidak mendasar serta membabi buta (saya pikir bahayaa..!!).

Saatnya kita kembali mendudukan persoalan ini pada proporsinya, Media massa kembalilah pada arah dan alur yang semestinya, para elit diluar lingkaran berbijaklah mendinginkan suasana, para elit politik yang berkompetisi, berkomitmenlah untuk menjaga kepentingan yang lebih besar untuk menyelamatkan Rakyat dan Bangsa ini dari pemahaman sesat serta keputusan sesaat yang kadang akan semakin menyesatkan.

Dewasalah berpikir, tidak ada yang abadi didunia ini, Jabatan Presiden bukan jabatan seumur hidup yang seenaknya diperebutkan dengan menghalalkan berbagai cara, Jabatan Presiden bukanlah jabatan tanpa pertanggungjawaban yang bisa saja pertanggung jawabannya dimanipulasi dengan segala rekayasa. Sesungguhnya Jabatan Presiden adalah jabatan yang  paling dekat dengan jurang kenistaan, jika.. siapapun yang meraihnya tidak dengan cara yang jujur dan merebutnya dengan menghalalkan berbagai cara, maka hasilnyapun bukan kemaslahatan melainkan kerusakan akan menjalar dimana-mana.

Kini memang sangat tipis mencari perbedaan mana yang benar dan mana yang salah, bahkan semakin sulit mencari perbedaan itu, namun yakinlah, kebenaran tidak akan pernah tertukar dengan dibungkus apapun dan dikemas seindah apapun suatu saat nanti akan terbuka lebar.

Memang, salah dan benar yang dikemas dengan berbagai rekayasa dan aksesoris politik sering kali susah terbuka dengan kasat mata, namun besok ataupun lusa pasti terbuka juga dan semoga saja terbukanya kesalahan siapapun yang membuat kesalahan di Negeri ini, tidak membuat Rakyat makin menderita.***Semoga…!!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *